Nilai Budaya Permainan Tradisional

Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar kata Permainan Tradisional? Pasti segera kita akan terbayang suasana sebuah desa yang asri nan sejuk dan jauh dari kesemrawutan kota dengan masyarakat disana yang ramah dan santun. Pekarangan yang luas ditumbuhi pepohonan rindang, dimana anak-anak bisa bermain petak umpet, gobak sodor, bentikan, setinan, soda manda, dan lain lain manakala senja datang.

Nilai Budaya Permainan Tradisional


Kecenderungan menghidupkan kembali suasana pedesaan seperti ini terlihat dengan digalakkannya kembali Permainan Tradisional anak yang lama digantikan oleh game online dan mainan buatan pabrik lainnya. Mungkin harus diawali dari pendidikan prasekolah, dengan memberlakukan pendidikan karakter dan budaya bangsa lewat berbagai aktivitas kegiatan belajar dan bermain.

Bagi anak-anak, bermain adalah hidup dan hidup adalah bermain. Nenek moyang kita menciptakan aneka permainan yang jumlahnya ratusan, bahkan ribuan, untuk merang­sang kemampuan dan keterampilan fisik maupun psikis anak-cucunya. PermainanTtradisional secara langsung memengaruhi perkembang­an anak untuk belajar tentang dirinya, orang lain, dan lingkungannya.

Permainan Tradisional memberikan kebebasan berimajinasi, menggali diri dan bakat berkreasi. Contohnya, permainan dari aneka bahan alam dan limbah. Seorang anak bisa menciptakan dan memainkan aneka kendaraan dari kulit jeruk, umbi-umbian, ranting bambu, dan pelepah pisang.

Dari alam, seorang anak juga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya, mulai dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Permainan-permainan pada aspek kognitif ini sarat dengan kegiatan pengembangan kemampuan ilmu pengetahuan alam dan matematika.

Permainan Tradisional Gasing


Contohnya menghitung, mengklasifikasikan, dan memperkirakan jumlah benda (kerikil) dalam permainan dakon. Mencoba beragam rasa dan mengamati berbagai benda alam (daun, pohon, kerang) dalam permainan memasak dan pasaran. Sedangkan permainan gobak sodor, soda manda, panjat pinang/pohon, bentikan, serta engklek dapat melatih koordinasi gerakan dan motorik.

Lebih dari itu, pengembangan berbahasa, kemampuan seni, aspek moral, dan nilai agama terlihat dalam aktivitas bermain pasaran, golekan, petak umpet, jamuran, dan seabrek permainan lain yang menumbuhkan jiwa penolong, menghargai perbedaan, dan kesabaran menunggu giliran.

Begitu tinggi nilai-nilai pembelajaran yang terkandung dalam Permainan Tradisional sebagai mahakarya budaya bangsa kita. Sangat disayangkan apabila keluhuran nilai nilai ini disia-siakan. Lebih ironis lagi apabila budaya Permainan Tradisional tersebut kemudian diakui sebagai budaya bangsa lain.

An aspiring journalist and freelance writer based in Brooklyn, New York, currently obsessed with anything gadget.